Membangun Mimpi,
Wujudkan Perubahan
Sejak awal menginjakan kakinya di Paroki Santa
Maria Ratu Damai, sebuah mimpi besar telah diusung oleh para Suster SSpS. Sejak
masa orientasi awal pada tahun 2009, secara berkala para suster SSpS datang ke
Nehas Liah Bing untuk memotret lebih dalam tentang peluang melaksanakan
karyanya di wilayah ini.
Puncaknya adalah saat kunjungan Pimpinan Kongregasi
Suster-Suster SSpS yang berpusat di Roma, rela datang untuk mendorong dan
mendukung rencana pengembangan biara baru di wilayah paroki Santa Maria Ratu
Damai Nehas Liah Bing.
Sebuah upaya dan perjalanan panjang itu akhirnya
terwujud serta semua doa dan harapan terkabul bersamaan dengan peresmian Biara
Sanctisima Trinitas di Nehas Liah Bing yang didahului dengan perayaan Ekaristi
Kudus yang dipimpin langsung oleh (Alm) Mgr. Sului Florentinus, MSF tepat pada
akhir perayaan Bulan Maria, tanggal 31 Mei 2009.
Tangga pertama telah ditapaki, tangga lainnya telah
menunggu untuk dinaiki. Sebuah rumah kosong milik seorang muslim, warga Nehas
Liah Bing pun menjadi tempat bernaung pertama bagi para suster. Sebuah contoh
dari sikap toleransi nyata ditunjukan oleh Bapak Dodoy bersama istrinya, dimana
saat peresmian dan pemberkatan rumah biara sementara tersebut, beliau hadir
bersama umat Katolik lainnya dan bersukacita bersama.
Sebuah contoh nyata yang selayaknya menjadi panutan
dan perlu diberikan apresiasi tinggi, karena Keluarga Pak Dodoy dengan penuh
sukarela mengontrakan rumahnya untuk dijadikan rumah biara sementara bagi para
suster tersebut.
Dengan diresmikannya Biara Sanctissima Trinitas
(biara pertama dan sementara) pada tanggal 31 Mei 2009 (malam), maka secara
resmi pula para suster mulai mengembangkan karyanya di wilayah paroki ini.
Bahu membahu bersama Pastor Paroki, para suster
dengan setia melaksanakan pelayanan pada beberapa wilayah yang sebelumnya
kurang mendapatkan sentuhan pelayanan pastoral karena terbatasnya tenaga pastoral
yang ada.
Almarhum Pater Remygius Ukat pasca peresmian
mengungkapkan bahwa tantangan keterbatasan tenaga pastoral yang ada sedikit
demi sedikit mulai teratatasi dengan hadirnya para Suster SSpS tersebut, dan
pastor dapat berkosentrasi penuh untuk melaksanakan pelayanan pada
wilayah-wilayah terjauh.
Luasnya wilayah paroki yang meliputi 4 kecamatan,
yaitu Kecamatan Muara Wehea (orang luar biasa menyebut Wahau), Kong Beng, Telen
dan Batu Ampar, menjadi sebuah tantangan yang harus diatasi oleh para pastor
yang bertugas dalam wilayah Paroki Santa Maria Ratu Damai Nehas Liah Bing
Dengan hadirnya para suster tersebut, pelayanan
pastoral pun diperluas, yaitu melaksanakan pelayanan pada calon stasi yang baru
yang tersebar pada beberapa wilayah seperti di area PT. Karyanusa Eka Daya
(KED-Astra Group) dan wilayah Sungai Elang dan Merapun (Kecamatan Kelay) yang
ada di area PT. Gunta Samba.
Dalam mejalankan karya pelayanan untuk mendukung
kegiatan pastoral paroki, para suster juga mengusung misi lain, yaitu mendorong
terbangunnya sebuah karya lain, yaitu di bidang pendidikan.
Minimnya pendidikan berkualitas dalam wilayah
paroki telah memberikan tantangan baru bagi para suster, sehingga akhirnya,
pada Sidang Pleno Dewan Pastoral Paroki Santa Maria Ratu Damai yang
dilaksanakan pada tanggal 7-8 Januari menghasilkan sebuah keputusan, dimana
Pastor Thomas Sudarmoko, SVD, pastor paroki kala itu merestui dan menyetujui
dilaksanakannya karya pendidikan dalam wilayah paroki serta menetapkan pusat
karya pendidikannya di Desa Nehas Liah Bing termasuk didalamnya adalah merestui
penggunaan gedung gereja paroki yang lama untuk dijadikan sebagai ruang kelas.
Akhirnya, salah satu mimpi besar para Suster SSpS
pun terwujud dengan dibuka dan diresmikannya PG/TK Santo Arnoldus Jansen pada
tahun pembelajaran 2013/2014. Kini, tantangan lainpun telah menunggu. Pasca
membuka PG/TK, sebuah pertanyaan muncul, bagaimana cara untuk menampung para
calon siswa sekolah dasar nanti ketika selesai melewati masa pendidikannya di
TK.
Mengingat perjalanan berliku yang dilalui dan
pengalaman yang diperoleh dalam tempaan kondisi-kondisi sulit, tentu menjadi
sebuah tantangan tersendiri untuk dijawab oleh para Suster SSpS, sehingga
sebuah mimpi besar untuk mewujudkan perubahan dapat dicapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
berikan komentar anda